Hariku kelabu,
awanku abu-abu, dan aku sendiri tidak berwarna. Cintaku tak bernyawa, kekasihku
tak bisa berkata.
Aku tidak sedang
galau karena cinta tapi aku sedang marah. Bukan marah kepada cinta, aku marah
pada diri sendiri. Jiwaku merindu kepada orangtuaku, kepada masa kecilku.
Kepalaku terasa
diinjak-injak, sakit sekali. Sedangkan hatiku, kosong. Bagai rumah megah yang
sudah puluhan tahun tak diisi karena disita.
Akupun bingung
seperti orang gila.
Tidak ada yang lebih
nyaman daripada rumah, tidak ada yang lebih cantik daripada bayi-bayi
didalamnya, yang terbuat dari cinta meskipun tumbuhnya tidak selalu dengan
cinta. Aku mencintai bayi-bayi itu, tapi jarak terlalu memisahkan. Aku ingin
mencium tangan orangtuaku, tapi dimensi ruang tak mengizinkan.
Apa yang harus aku
lakukan? Pulang? Tidak mungkin. Spesies relawan gabut yang alergi dengan komitmen dan prioritas dalam organisasiku
tidak banyak membantu ketika ada kegiatan. Pekerjaan biasa dilimpahkan ke satu
dua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar